Pemerintah Kota Palembang akan mempercepat program pencegahan stunting atau kekerdilan. Program ini jadi prioritas wali kota dan termasuk dalam program kerja seluruh organisasi perangkat daerah.
“Jumlah stunting di Palembang ini tiap tahun menurun. Kini tinggal 1,3 persen dari seluruh anak. Tapi ke depannya kita akan terus berupaya agar tingkat stunting ini akan terus kita tekan," ujar Wali Kota Palembang Harnojoyo, usai pertemuan kinerja tahunan Aksi Integrasi Stunting Kota Palembang, di Hotel Alts, Rabu (8/12/2021).
Stunting adalah permasalahan gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam rentang yang cukup waktu lama. Umumnya, hal ini karena konsumsi yang diberikan kepada anak berusia 0-59 bulan tidak mencukupi kebutuhan gizi. Gejala stunting biasanya muncul ketika anak berusia 2 tahun.
Gejala yang akan dirasakan anak terkena stunting adalah badan yang lebih kecil dari anak normal seusianya, pertumbuhan yang tertunda, serta perkembangan otak yang tidak maksimal.
Harnojoyo menambahkan, angka stunting Kota Palembang berada jauh lebih rendah dari rata-rata nasional sebesar 30 persen. Angka 1,3 persen itu sekitar 1.500 anak.
“Hal ini bisa dicapai karena adanya sinergisitas dari beberapa program untuk penanganan penanggulangan stunting,” ujarnya.
Harnojoyo mengatakan bahwa pencegahan stunting tidak akan berhenti sampai tidak ada lagi anak di Palembang yang memiliki gejala ini.
"Apa yang akan terjadi dengan bangsa ini tergantung dengan bagaimana keadaan anak yang kita besarkan saat ini. Jadi, mereka harus tumbuh sehat, cerdas dan menjadi unggulan.”
Harnojoyo menambahkan, dalam penanganan dan penanggulangan stunting, Pemkot Palembang menempuh sejumla upaya. Antara lain, analisis situasi, penyusunan rencana kerja, rembuk stunting, pembinaan dan pemberdayaan pembangunan manusia, sistem manajemen penanganan stunting, pelaporan dan publikasi data stunting, serta akan dilakukan monitoring secara kontinyu kinerja pencegahan stunting. (*)
To the go.id Administrator, very same listed here: Link Text