Pemerintah Kota Palembang akan memasang box culvert untuk mengatasi titik banjir di sejumlah ruas jalan di kota ini.
“Sudah ada 2 lokasi pemasangan Box Culvert di Jalan Kol H Barlian. Yakni di kawasan Punti Kayu dan Dharma Agung,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PU PR) Kota Palembang, Ahmad Bastari, berbicara dalam diskusi di Lord Cafe, Minggu (2/12).
Selain Ahmad Bastari, hadir pula sejumlah narasumber. Yakni Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII Ir. Suparji, anggota TKPSDA WA MSBL Kamlan Jamseri, Dosen Tehnik Sipil Unsri Dr. Taufik Ari Gunawan, dan Sejarawan Kemas A.R. Panji.
Menurut Bastari, pemasangan box culvert ini untuk mengurangi genangan air saat hujan lebat. Sebab dua lokasi ini terparah terendam banjir belum lama ini.
Ahmad Bastari, mengatakan, box culvert yang dipasang berdimensi 2×1 meter (double box) crossing sepanjang 20 meter.
Selain pemasangan Box Culvert saat ini juga sedang mempersiapkan kolam retensi baru.
“Idealnya Palembang butuh 77 kolam retensi, namun saat ini masih ada 34 kolam retensi,” kata Bastari.
Kepala Balai Besar Sungai Wilayah Sumatera Selatan VIII Ir Suparji, mengatakan pihaknya akan fokus pada pompanisasi Sungai Bendung dan normalisasi sungai untuk mengatasi banjir di Palembang.
”Normalisasi Sungai Bendung dilakukan sepanjang 5,50 kilometer melalui perkuatan tebing sungai. Adapun kolam retensi dibuat di muara Sungai Bendung seluas 1 hektare dengan kapasitas 50.000 meter kubik,” kata Sutarji.
Kolam ini, menurut Sutarji, akan berfungsi sebagai penampung air saat musim hujan. Kolam juga dilengkapi dengan enam pompa berkapasitas masing-masing 6.000 liter per detik, bangunan rumah pompa, dan genset.
Anggota tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air (TKPSDA), Kamlan Jamseri, mengatakan, pendekatan non struktural perlu dilakukan kepada masyarakat untuk bersama-sama mengatasi banjir.
Pendekatan nonstruktural seperti tidak membuang sampah ke sungai juga berperan penting dalam pengurangan risiko banjir.
”Masyarakat kita harus harus terus diajak berkolaborasi untuk mencegah dampak banjir ini,” kata Kamlan.
Dosen Fakultas Tehnik Unsri, Taufik Ari Gunawan, mengingatkan perlu adanya prioritas menangani banjir di Palembang.
Ia juga mengingatkan pemerintah harus mempersiapkan payung hukum dalam tata ruang wilayah. Mana daerah boleh direklamasi, budidaya, konservasi dengan melakukan maping dan gerakan yang terukur volume dan luasan areanya.
“Selain itu harus ada pemanfaatan air hujan untuk kebutuhan sehari-sehari. Seperti ada bak tampungan sehingga debit air bisa digunakan terlebih dahulu selain pemanfaatan lubang bipori di setiap rumah warga,” kata Taufik.
Sejarawan Palembang, Kemas Ari Panji, menyebutkan Palembang berada di kawasan rendah yang berair dan berawa. Ini menuntut pemerintah dan masyarakat mesti bijak dalam konsep pembangunan permukiman dengan, antara lain, tidak melakukan penimbunan.
Dia mengapresiasi kebijakan Pemkot Palembang yang konsen dalam mengatasi banjir dan membersihkan sungai di Palembang.
“Untuk itu perlu keterlibatan masyarakat dalam membersihkan sungai dan kawasan dengan agar program ini berkesinambungan,” kata Ari Panji.
Setiap pekan, Pemkot Palembang bersama para pejabat, relawan kebersihan, dan masyarakat bergotong royong secara serentak di 18 kecamatan membersihkan sampah di sungai, anak sungai maupun drainase. Kegiatan ini dipimpin serta dipantau langsung oleh Wali Kota Palembang Harnojoyo dan Wakil Wali Kota Fitrianti Agustinda. (*)
Comments ( 0 )